Kita adalah
kita. Aku adalah aku. Kamu tetaplah kamu. Jadilah apa yang kamu mau. Karena
hidup adalah sebuah pilihan. Mau jadi diri sendiri atau jadi orang lain? Atau
mungkin kita berfikir bahwa menjadi orang lain lebih asyik. Terkadang kita
berfikir bahwa orang lain lebih keren daripada kita. Membandingkan diri kita
dengan yang lain. Kita lupa bahwa kita punya jati diri, kita punya soul yang
itu ‘kita banget’. Kita mungkin lupa bahwa setiap orang dianugerahi oleh Allah
sebuah watak yang tidak bisa diubah, mungkin kita lupa mensyukuri anugerah yang
Allah berikan.
Kita akan indah jika jadi kita sendiri. karena hakikatnya kita adalah kita. Kita dengan segala keunikan dan karakteristik kita sendiri. kenyamanan adalah hal yang paling diutamakan. Kurasa jika kau nyaman dengan diri kamu, kamu akan lebih menghargai diri kamu sendiri. penghargaan kepada diri kamu sendiri akan membuatmu dihargai oleh orang lain.
Kita akan indah jika jadi kita sendiri. karena hakikatnya kita adalah kita. Kita dengan segala keunikan dan karakteristik kita sendiri. kenyamanan adalah hal yang paling diutamakan. Kurasa jika kau nyaman dengan diri kamu, kamu akan lebih menghargai diri kamu sendiri. penghargaan kepada diri kamu sendiri akan membuatmu dihargai oleh orang lain.
Karena setiap kita istimewa, tak masalah
jika kita berbeda dengannya
Setiap kita adalah mutiara, siapkah kau
menjadi seseorang yang hebat dan berharga?
Siapkah kau menjadi mutiara? Siapkah kita
menjadi istimewa?
Jika siap, lakukan sesuatu yang bermakna.
Aku siap menjadi berbeda, karena berbeda itu
istimewa. Bagaimana denganmu? :)
Bagaimana jika orang lain mengkritikmu?
Bagaimana jika orang lain merasa bahwa diri kamu tidak up to date dan tidak
mengikuti perubahan zaman? Bagaimana jika ternyata teman-teman kita menuntut
kita untuk mengikuti perkembangan yang ada?
Jika kritik yang
ada akan membuatmu menjadi orang lain, maka janganlah berubah. Pertahankan apa
yang menjadi diri kamu sendiri. menjadi orang lain akan membuatmu kehilangan
pijakan.
Hari ini, aku
mendapatkan pemahaman yang berbeda. ya, jika aku berfikir aku butuh seseorang
untuk selalu mengarahkanku ke suatu tempat, menunjukkan jalanku, mencari orang
lain sebagai pijakan, mencari seseorang yang akan menjadi kepala untuk
perjalanan hidupku. Itu pemahamanku yang salah. Benar apa kata bang dicky, aku
adalah aku. Aku punya Allah sebagai pengontrol kehidupanku, Dia sang pemilik
hidupku. Jika dianalogikan sebuah wayang. Maka, aku adalah wayangnya. Dan
dalangnya adalah Allah. Jadi, jalannya wayang dikendalikan oleh dalang. Karena
wayang adalah benda mati. Bagaimana dengan kita? Kita adalah makhluk hidup yang
punya akal. Jadi, kita yang memutuskan apa yang harus kita lakukan. Dan Allah
sebagai pengendali kita. Allah sang maha kuasa, pemilik semesta ini. Jika kita
ngotot akan sesuatu, lakukan saja, jika Allah tidak mengizinkannya, hal itu
tidak akan terjadi. Bagaimanapun caranya.
Tentang pijakan.
Kita punya pijakan sendiri. kita tidak berpijak pada orang lain. Bener sekali.
jika aku tidak setuju dengan orang yang berjalan dikendalikan oleh orang lain,
kenapa aku sekarang justru akan seperti itu? Bang dicky bilang, kita tetaplah
kita. Kita akan selalu berjalan dengan apa yang menurut kita benar. Kita akan
selalu berjalan di atas kaki kita dan atas kendali kita. Mencoba untuk kritis
dan peka dengan lingkungan kita. Melatih daya analisis kita. Hmm… aku akan
belajar untuk itu. Ya, kekuranganku adalah selalu menganggap semua orang benar
dan selalu berfikir lurus. Akhirnya apa yang aku lihat adalah sesuatu yang
real. Aku tidak akan tahu kalau mungkin saja apa yang terjadi di hadapanku
adalah sesuatu yang pura-pura. Satu lagi, aku sudah terlatih untuk menyesuaikan
apa yang aku dengar dan mengiyakan pendapat yang aku terima. Sehingga, aku
tidak begitu kritis akan suatu hal.
Ya, kesalahan
dan kekurangan bukan sesuatu yang terlarang. Karena manusia sendiri adalah
makhluk tempatnya salah dan lupa. Yang paling penting adalah kesadaran kita
ini. Alhamdulillaah… Allah mengirimkan orang-orang tempat untuk share dan
belajar. Ada banyak manfaat jika kita mau menjadi pendengar yang baik.
Mendengar adalah bagian dari belajar.
Mendengar bukan berarti menjadi orang yang pasif dan mengiyakan apa yang
kita dapat. Lebih tepatnya, mendengar dan menganalisis apa yang kita terima.
Hmm… dengan
masuk ke dunia baru, terkadang membuatku menyesal, karena jiwa ini tak siap
menghadapi dinamika. Dinamika membuatku canggung dan membuatku kehilangan
jalan. Dinamika membuatku tidak nyaman atas sesuatu. Bahkan aku lupa akan
manfaat dari dinamika. Dinamika yang ada timbul jika kita keluar dari zona aman
kita. Dinamika membuat kita lebih dewasa dan belajar banyak hal.
0 komentar:
Posting Komentar