Setiap
langkah pasti ada resiko.
Jalan
memang tidak selalu mulus.
Roda
juga selalu berputar. Ada saatnya roda itu di bawah dan kembali ke atas.
Life is
choice.
4 poin yang harus direnungi dan difahami.
Agar rasa syukur dan kesadaran akan indahnya hidup ini terus terasa dan
terucap. Semoga dengan adanya pemaknaan akan setiap episode kehidupan selalu
membuat asma Allah bergetar di hati dan bibir kita. Sehingga setiap tindakan
kita
implementasinya adalah untuk dunia dan akhirat. Dunia tak akan cukup membuat kita puas, karena kita punya alam yang kekal setelah hidup di dunia. Dimana di masa itu semua pertanggung jawaban atas perbuatan kita akan ditanyakan.
implementasinya adalah untuk dunia dan akhirat. Dunia tak akan cukup membuat kita puas, karena kita punya alam yang kekal setelah hidup di dunia. Dimana di masa itu semua pertanggung jawaban atas perbuatan kita akan ditanyakan.
Perlahan tapi pasti kita akan semakin dewasa,
pilihannya hanya dewasa umur kita ataukah dewasa sikapnya. Kedewasaan dilihat
dan dinilai dari sikap kita ketika menghadapi masalah. Poinnya adalah
penyikapan kita terhadap ujian yang diberikan Allah untuk kita. Ujian disini
meliputi kesenangan dan musibah. Kita mendapatkan ketenaran yang luar biasa
karena prestasi kita adalah ujian. Ujian untuk mengetahui seberapa kuat iman
kita. Apakah kita akan terbuai dengan kepalsuan dunia dan kenikmatannya. Apakah
kita prestasi yang kita raih akan membuat kita sombong sehingga kita kehilangan
pijakan.
Begitupun dengan musibah berupa kekurangan
dalam hal materil. Apakah dengan ketidakmampuan kita membuat kita menghalalkan
segala cara untuk mendapatkan fasilitas yang terjamin di dunia.
Semua kembali ke penyikapannya. Yang
perlu kita tahu dan fahami adalah control hati an 4 poin di atas yang harus
kita renungi. Kunci kesuksesan salah satunya adalah “No more complaining at
everything”. Lakukan saja, ikuti saja scenario Allah. Jika para artis dan actor
memiliki sutradara untuk menjalankan perannya yaitu seorang manusia yang
sunnahnya adalah tempatnya salah dan lupa. Bisa saja ketika kita acting ada
kesalahan jam, lupa tidak menjaga keamanan pemain film ketika beradegan terjun
payung sehingga membuat kesalahan fatal dan seterusnya. Tapi tak perlu khawatir
dengan sutradara hidup kita. Dialah yang maha kuasa, tak pernah tidur dan
berhenti memperhatikan HambaNya, tak pernah lali menjaga kita, tak pernah lelah
untuk memantau aa yang kita kerjakan. Dia adalah Allah SWT. Dia tak akan lupa
mengangkat kita dari kesulitan jika kita selalu mendekatkan diri kepadaNya. Dia
bersedia untuk menjadi sandaran makhlukNya ketika tak adalagi manusia yang
peduli dengan kita. Dia yang bersedia untuk menerima taubat kita, sebesar
apapun kesalahan kita. Allah maha segalanya.
Seringkali kita protes dengan hal
buruk yang terjadi dalam hidup kita. Aku sendiri seringkali merasa
ketidakadilan Allah SWT kepadaku. Begitu mudah teman-temanku memeperoleh
Universitas yang mereka impikan. Namun aku yang selalu berusaha keras dan
selalu mendekatkan diri padaNya tapi justru berkali kali gagal. Down, Protes,
merasa tidak terima, dan putus asa. Namun, seharusnya aku introspeksi diri,
mungkin shalat malamku selama ini aku lakukan jika aku punya hajat yang besar,
dilakukan karena punya proyek besar yang ingin kita goal-kan. Allah sayang dengan makhlukNya. Allah tau yang terbaik
buat kita. Indra kita mempnyai keterbatasan. Tapi, Allah itu maha sempurna.
Indra kita tak akan menjangkau kira-kira apa yang terjadi beberapa tahun yang
akan datang. Pendengaran kita hanya bisa menangkap bunyi yang termasuk
ultrasonic. Mata kita hanya bisa menjangkau beberapa meter saja. Sedangkan
Allah? Dia tau apa yang terjadi berapapun tahun yang akan datang. Allah jauh
lebih mengerti apa yang terbaik buat kita. Apa yang menurut kita baik hari ini,
belum tentu baik buat kita esok hari. Apapun scenario Allah tentang kita,
Jalani… Perankan yang terbaik. Lakukan yang terbaik. Jaga akhlak kita selalu
dalam kebenaran. Mintalah pada Allah semoga Allah segera meraih tangan kita
ketika kita mulai bejalan menjauhiNya.
”Awang-awang”
Jika kau merasa besar, periksa hatimu
Mungkin ia sedang bengkak
Jika kau merasa suci, periksa jiwamu
Mungkin itu putihnya nanah dari luka nurani
Jika kau merasa tinggi, periksa batinmu
Mungkin
ia sedang melayang kehilangan pijakan
Jika kau merasa wangi, periksa ikhlasmu
Mungkin itu asap dari amal shalihmu yang
hangus terbakar riya’
Syair di atas saya kutip dari buku “Dekapan
Ukhuwah” karya Salim A.Fillah. Dalam sekali. Coba kita renungi sejenak betapa
mudahnya kita terjangkit virus hati. Betapa mudahnya kesombongan bertengger di
kepala kita, sampai-sampai wajah ini tak mampu tunduk. Betapa lisan ini mudah
untuk mengungkit kebaikan yang kita lakukan. Betapa mudahnya kita percaya dengan
keburukan orang lain yang kita dengar dari orang ini atau itu.
Kita hidup tidak dibiarkan sendiri oleh Allah. Kita tidak asal dilahirkan ke
bumi tanpa adanya panduan hidup. Jangan pernah dilemma dan galau yang sering
menjangkit para pemuda Indonesia. Karena kita punya Alquran dan Assunnah. Kita
tidak akan tergerus oleh anarkhisnya perubahan yang terjadi akibat globalisasi
jika kita berpegang teguh dengan Alquran dan Assunnah. Kita juga tidak
dibiarkan belajar sendiri, Allah sudah menyiapkan para ulama’, tempat kita
share ilmu. Temui guru-guru kita ketika kita tak mampu memahami sendiri.
Kuncinya aktif mencari tahu. Tuntutlah diri ini untuk selalu meningkatkan
pengetahuan. Kembali menjadi anak kecil lagi memang perlu. Kembali ke masa-masa
high curiousity. Kepo bahasa gaulnya.
Kalau keponya dalam hal ilmu
pengetahuan, kenapa tidak? J
Percakapanku
hari ini :
“wi, jangan mengorbankan prokermu dengan
prestasi. (Jika prestasi itu bisa diraih dengan tidak harus mengorbankan proker
yang ada). Ketua BEM juga tidak ikut PKL
juga karena banyak proker besar yang menuntutnya untuk selalu ada ketika
dibutuhkan. Setiap keputusan pasti ada resiko. Setiap pilihan ada
konsekuensinya. Ikut BEM adalah pilihanmu. Dan kini kamu punya tanggung jawab
besar disini. Dan kamu harus tetep ada disini. Karena Ketupel itu harus selalu
siap sedia.”
Me : Memang benar.
Setiap pilihan selalu ada konsekuensinya. Jauh-jauh hari sebelum ikut BEM, aku
tahu konsekuensi sebagai organisator. Sering berada di kampus di waktu liburan.
Selalu move ketika teman-teman lagi liburan. Namun di balik konsekuensi yang
ada, tersimpan kebaikan dan kekuatan untuk masa depan. Ada tabungan untuk masa
depan yang lebih baik, Karena otak kita tak kita biarkan kosong di waktu
liburan, malas-malasan yang justru membuat kita tidak produktif. Jangan pernah
tertipu dengan pemikiran manusiawi dan kesenangan duniawi. “enak ya jadi si A,
liburan bisa nyantai. Bisa nonton tv sepuasnya. Bisa kumpul sama keluarga,
dll”. Itu yang sering kita rasakan. Namun, menjadi produktif itu menyenangkan.
Bergerak itu tanda kehidupan. Move, move, and move. Action!!!
Doing something. Create something.
^,^
Yang kelihatan enak belum tentu enak dan bermanfaat buat
kita. Nikmati proses berorganisasi. Tidak semua orang diberi kesempatan untuk
terjun dan bergelut di bidang organisai. Dan kini, aku diberi kesempatan untuk
memegang proker besar. Tenaga dan fikiranku lagi dibutuhkan. Yang paling
penting jangan sampai waktu kita terbuang. Sela-sela oraganisasi jangan biarkan
menjadi waktu yang unused. Harus cerdas mengisi waktu. Allah butuh orang cerdas
untuk berada di surgaNya.
Dunia menunggu kiprah kita. Keep fighting! Anti Galau. Do
something. Make a real step. Make your dream come true.
2 Juli 2013.
Time 20 :31
0 komentar:
Posting Komentar