Aku curiga, saat aku menatap tanah
gersang yang tak pernah bisa ditumbuhi
oleh tanaman-tanaman. Aku curiga, saat aku menatap tanah gersang itu, yang tak
mampu menjadi hujaman akar bunga indahku. Ah, aku curiga, bahwa mungkin hatiku
seperti tanah gersang itu. Tak mampu ditumbuhi kebaikan dan tak mampu ditumbuhi
kepekaan.
Aku mulai curiga bahwa
jangan-jangan aku memang melupakan hal yang menyebabkan kegersangan tanah itu.
Ya, aku tak pernah menyiraminya lalu memberinya pupuk. Ah, aku curiga,
jangan-jangan hati ini tak pernah kusirami dengan kalimat-Nya, tak pernah
kuberi pupuk amal kebaikan.
aku tak perlu lagi curiga. Ya, itu
nyata. Apa langkah selanjutnya? Memahaminya, memperbaikinya dengan cara
menyiraminya dan memberinya pupuk.
Sampai pada baris tulisanku yang
ini terdengar pintu yang berderit, “dwi, buruan ambil wudhlu. Kita tilawah
bareng”.
Ya, itu kakakku. Makasih telah kau
ingatkan si tanah gersang ini. semoga esok hari akan menjadi tanah yang subur,
sehingga bisa bersedia ditumbuhi tanaman indah atau bisa jadi menumbuhkan bunga
mawar, sehingga aku bisa mewujudkan satu mimpiku : punya taman mawar J
1 februari 2015
18:10
0 komentar:
Posting Komentar