Senin, Mei 11, 2015

ini tentang mahasiswa berprestasi :)

Mahasiswa berprestasi?
Sebuah mimpi yang kutulis di 2013. Mimpi yang bertengger sejak 2 tahun lalu di sebuah pohon mimpi yang aku tanam sendiri. Dia bebas mengirimkan siapapun untuk belajar dimana saja, dengan siapa saja, dan tentang apa saja. Benar kan?
2015 ini Dia memberikan bingkisan mawapres untukku. Semua bermula dari ajakan teman untuk ikut serta dalam ajang ini. yang aku tanyakan, “prestasi apa yang aku punya?”. Lalu, aku pun sepakat untuk mencobanya. Tak terbesit sedikitpun Dia akan mengizinkanku untuk menjadi mawapres. Yang aku tahu, di luar sana masih banyak yang berpotensi dan berprestasi. Tapi, Dia pasti punya alasan mengirimkanku ke ajang ini. bukan ajang untuk berbangga diri, tapi justru ajang untuk mengukur diri. Sebelum jauh aku bercerita, izinkankan aku untuk berterima kasih pada-Nya. pada Sang Maha Cinta yang Maha Pendengar dan Melihat perjuangan hamba-hamba-Nya.

Terima kasih Engkau tiupkan ruh pada jiwaku, sebuah ruh yang selalu rindu akan cahaya-Mu
Ruh yang akhirnya menggerakkan tangan, kaki, fikiran, seluruh inderanya untuk terus menapaki tangga kehidupan
Ruh yang membuat jiwanya tak pernah lelah untuk terus berjuang, berjuang di lintasan-Mu, yang tak jarang Engkau hadirkan tandingan-tandingan-Mu.
Terima kasih untuk kejutan-kejutan yang membuat jiwa-jiwa ini terus bertasbih memuji-Mu.
Terima kasih, terima kasih, terima kasih.
Terima kasihku untuk sebuah ruh perjuangan yang kau tiupkan hingga jiwa ini lupa cara menyerah. (dnh)

Tes demi tes harus kutempuh di tengah kesibukan menjadi mahasiwa di ujung tanduk kelulusan. Berada di antara orang-orang hebat, 24 mawapres Fakultas yang tentunya mereka adalah orang-orang terbaik di Fakultasnya, sungguh membuat aku terus bertasbih. Aku selalu tersenyum melihatnya, hatiku terus bergumam, “terima kasih untuk kesempatan belajar dari mereka ya Rabb”.
Tes berkas, kepribadian (tulis dan wawancara), pembuatan karya tulis, presentasi karya tulis, tes Bahasa inggris tulis, dan yang terakhir tes Bahasa inggris aktif. Kompleks bukan? tapi jaring berkualitas dan berlapis perlu digunakan untuk menyaring partikel lembut yang berkualitas pula. Berangkat bukan untuk sebuah ambisi kemenangan tapi lebih ke kewajiban “memberikan yang terbaik” yang aku bisa, membuat aku menikmati seleksi demi seleksi. Ada semangat yang mengalir lembut dalam setiap fase menjalaninya, “aku bisa belajar”.
Ajang seperti ini selalu aku rindukan. Ajang refleksi, aku menyebutnya. Bagaimana ajang ini bisa terus mengingatkanku bahwa “dwi, kamu masih harus banyak belajar. Belajar dari para mawapres fakultas-fakultas lain yang kualitasnya tidak diragukan lagi. Manusia-manusia berkarakter yang haus perubahan yang lebih baik pada dirinya. Manusia-manusia yang selalu ingin belajar dan berkontribusi untuk lingkungannya.
Di detik-detik dalam setiap seleksi yang berlangsung, membuatku semakin yakin bahwa kita masih berhak untuk OPTIMIS. Optimis untuk apa? Optimis bahwa negeri ini, Indonesia, masih punya harapan untuk Berjaya di hari esok. Momen presentasi karya tulis pada tanggal 9 April 2015, aku menyaksikan bagaimana ide kreatif para mawapres menyeruak, seraya melejit ke depan, menjelajah tantangan masa depan. Aku pun sedikit menulis prosa untuk pembukaan di kala mengawali aksi presentasi.

berfikir, bergerak, menggebrak. Ide  anak Indonesia melesat jauh ke depan. Inilah kita mawapres UM 2015

karya yang menyentuh semua bidang. Ah, bukankah kita bebas berkontribusi di bidang apapun? Ada 1 poin yang aku dapatkan dari momen presentasi karya tulis  ini, kepekaan dan kepedulian lah ciri orang yang berprestasi. Aku yang sedang duduk memperhatikan setiap performance manusia-manusia hebat itu tertegun dan menyadari bahwa kedua hal itu, kepedulian dan kepekaan, adalah 2 hal yang masih aku bangun dalam diriku. Aku masih harus belajar untuk menumbuhkan pada jiwaku.
Bagimu, bagi kita, ya kita, aku dan kamu…
Berprestasilah… dalam bidang apapun yang kau suka. Seni, sains, psikologi, filsafat, kemaritiman, pendidikan, apapun itu. Yang kita harus tahu adalah bahwa langkah-langkah kecil kita untuk membangun perubahan adalah langkah berarti untuk kemajuan negeri.
Langkah-langkah kecil kita, yang meski pelan, tapi itu adalah kontribusi hebat yang akhirnya akan membuat negeri ini melesat cepat ke perubahan yang jauh lebih baik
Jiwa perjuangan kita adalah modal termahal dan terbesar untuk sebuah perubahan yang lebih baik.
Siapapun kita, kita berpotensi. Berfikir, bergerak, lalu siaplah untuk menggebrak. Biarkan jiwamu melesat jauh ke depan… biarkan idemu terbebas, menembus batas. Hei, kita ditunggu kiprah kita. Tunggu apalagi… kita pantas cinta berbenah.
24/4/2015

21 : 34

0 komentar:

Posting Komentar