Kamis, Februari 05, 2015

aku dan awan

Aku bertanya pada awan, “Sore ini kau tak lagi cerah. Ada apa? Kau sepertinya mendung sekali. kau ingin hujan?
Kau tak perlu hujan karena kau tau hari ini aku ingin menangis. Tetaplah cerah seperti sedia kala, teman-temanku ingin pergi camping hari ini. cerahlah, karena kecerahanmu akan sangat mereka harapkan. Kau tak usah peduli denganku.”
“bagaimana aku bisa tak peduli? Aku tak keberatan jika aku harus hujan dan kamu menangis di bawahku sehingga mereka tak tau jika kau sedang menangis.” Awan menjawab
Aku menimpalinya, “tidak perlu kau lakukan itu. Meskipun aku ingin menangis. Aku tak akan menangis. Aku tau aku harus tegar”
“aku akan cerah hari ini jika kau mau berjanji padaku.” Awan berkata padaku.
Aku kembali bertanya ,“janji apa?”
Awan dengan senyumnya memintaku berjanji, “aku akan cerah hari ini. tapi aku akan tetap hujan malam ini. agar kaca jendelamu berembun. Lalu, kau bisa menuliskan apa yang kamu rasakan di kaca jendelamu. Tapi kau janji tak akan menangis. Terkadang menuliskan apa yang kita rasakan jauh lebih lega daripada menangis.”
Aku tersenyum. Awan, kau memang paling tau apa yang aku rasakan. Bersahabt denganmu selalu membuatku tau bahwa selalu ada cara untuk terus bisa tersenyum. Terima kasih untuk hari ini.
Dan malam itu kau menepati janjimu. Kau hujan. Aku berdiri di depan kaca jendelaku yang mulai berembun. Menuliskan rasaku malam itu. Setelah aku kembali tersenyum, tiba-tiba kau reda. Hingga aku pun lega dan bisa memejamkan mata. Esok harinya kau terbitkan matahari yang hangatnya menguapkan embunmu.
Aku kembali tersenyum. “aku mencintaimu awan”

5 februari 2015



0 komentar:

Posting Komentar