“dunia saya sudah selesai”, kalimat yang diucapkan oleh
sosok inspiratif tentang hijrah dan hijab ini. lalu dia melanjutkan, “dunia
sama Allah lebih dulu mana? Allah kan? Maka, peraturan-Nya yang harus kita
ikuti dan taati. Jangan campurkan urusan-Nya dengan urusan duniamu.”
Aku berbicara sendiri dalam hati, bagaimana bisa dia dengan
lantang menyatakan bahwa dunianya telah selesai? Sebelum kita semua salah faham. Akhirnya dia
melanjutkan dengan tutur tulus.
“bukan berarti saya hanya shalat saja ya… maksud saya
disini, saya berusaha berjalan dengan lokomotif-Nya. ketika kita berbicara
hijrah, maka makna yang dekat adalah sebuah perpindahan. Tidak harus dari buruk
ke baik. Tapi hijrah itu bisa dari baik ke yang lebih baik. Beruntunglah yang
berangkat dari yang baik. Tapi luar biasa yang bersedia berpindah dari yang
kurang baik menjadi baik dan terus menjadi lebih baik.”
Itulah tutur wanita yang ada di depanku. Sosok yang sudah
berani melepaskan sesuatu karena-Nya. merubah jalan hidupnya dan kembali pada lintasan-Nya.
mengajak kita untuk yakin bahwa dunia adalah “mungkin”, dan akhirat adalah
“pasti”. Hidup ini benar-benar hanya sekali. dan kita hidup dengan aturan yang
menjaga kita. Tak perlu diragukan sedikitpun. Janji-Nya, aturan-Nya, jaminan-Nya,
adalah PASTI.
Peggy melati Sukma, sosok inspiratif itu. Kau ingat
bagaimana dia yang dahulu? Melihat teh Peggy yang sekarang, aku hanya bisa
tercengang. Keputusan besar untuk hidup untuk-Nya. pesan teh peggy yang sering
terngiang adalah “katakan bahwa apa yang kamu lakukan adalah… ini untuk-Mu. Ini
untuk-Mu… ini untuk-Mu”, agar kita terus istiqomah ketika tantangan dalam
melakukan kebaikan mulai menghampiri.
Dan satu pesan dariku, “siapapun kamu di masa lalu, kau
berhak menjadi wanita shalehah, wanita yang lebih baik, terus menjadi lebih
baik dari sebelumnya. Pastikan langkah kita ada pada lintasan-Nya. lintasan
atas pandangan-Nya, bukan pandangan manusia”
Terima kasih karena sudah menuntunku sampai pada majelis
ini, Rabb
0 komentar:
Posting Komentar